Slide 1
Koagulasi
merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu koloid dapat
mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikel-partikel koloid
tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis. Apabila muatan
listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan bergabung membentuk
gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan pengendapannya disebut
Koagulasi. Dalam hal ini, koagulasi koloid merupakan proses bergabungnya
partikel-partikel koloid secara bersama membentuk zat dengan massa yang lebih
besar.
Slide 2
Ø
Sistem koloid disebut stabil (koloid stabil) jika
sistem koloid bermuatan negatif dan positif.
Ø
Jika sistem koloid dinetralkan muatannya maka sistem
koloid tersebut tidak stabil sehingga terkoagulasi (menggumpal).
Dengan
terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan
pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid
yang berbeda muatan.
Slide 3
Secara
garis besar (bedasarkan uraian diatas), mekanisme koagulasi adalah :
1.
Destabilisasi muatan negatif partikel oleh muatan positip dari koagulan
2.
Tumbukan antar partikel
3.
Adsorpsi
Koagulasi
dengan menetralkan muatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
kimia dan secara mekanis dan fisik.
Secara
kimia
Elektroforesis
Penambahan
koloid
Penambahan
elektrolit
secara kimia seperti penambahan
elektrolit (asam, basa, atau garam).
Contoh: susu + sirup masam —> menggumpal
lumpur + tawas —> menggumpal
slide 4
Secara fisik
Pemanasan
Kenaikan
suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikel-partikel soldengan
molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini melepaskan elektrolit yang
teradsorpsi padapermukaan koloid. Akibatnya partikel tidak bermuatan. contoh:
darah
Pengadukan : tepung kanji
Pendinginan : agar-agar
Slide 5
Dalam proses koagulasi,
stabilitas koloid sangat berpengaruh
Beberapa gaya yang menyebabkan
stabilitas partikel, yaitu:
Ø
Gaya elektrostatik yaitu gaya tolak menolak tejadi jika
partikel-partikel mempunyai muatan yang sejenis.
Ø
Bergabung dengan molekul air (reaksi hidrasi).
Ø
Stabilisasi yang disebabkan oleh molekul besar yang
diadsorpsi pada permukaan.
Slide 6
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan koloid bersifat
netral, yaitu:
a. Menggunakan
Prinsip Elektroforesis.
Proses
elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikelkoloid yang bermuatan ke
elektrode dengan muatan yang berlawanan. Ketika partikel ini mencapaielektrode,
maka sistem koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
b. Penambahan
koloid dengan muatan berlawanan.
Dapat
terjadi sebagai berikut: Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif
(kation), sedangkan koloid yang bermuatan positif akan menarik ion negatif
(anion). Ion-ion tersebut akan membentuk selubung lapisan kedua. Apabila
selubung lapisan kedua itu terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan
muatan koloid sehingga terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat
daya tariknya dengan partikel koloid,sehingga makin cepat terjadi koagulasi.
(Sudarmo,2004)
Slide
7
c. Penambahan
Elektrolit.
Jika
suatu elektrolit ditambahkan pada sistem koloid, maka partikel koloid yang
bermuatan negatif akan mengadsorpsi koloid dengan muatan positif (kation) dari
elektrolit. Begitu juga sebaliknya, partikel positif akan mengadsorpsi partikel
negatif (anion) dari elektrolit. Dari adsorpsi diatas, maka terjadi koagulasi.
d. Pendidihan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Menyebabkan lepasnya elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel-partikel sol dengan molekul-molekul air bertambah banyak. Menyebabkan lepasnya elekrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid.
Slide 8
Faktor - faktor yang mempengaruhi koagulasi :
Pemilihan bahan kimia.
Untuk melaksanakan pemilihan bahan kimia, perlu pemeriksaan
terhadap karakteristik air baku yangakan diolah yaitu:
· S u h u
· pH
· Alkalinitas
· Kekeruhan
· W a r n a
Slide 9
Efek karakteristik tersebut terhadap koagulan adalah:
· S u h u berpengaruh terhadap daya
koagulasi dan memerlukan pemakaian bahan kimia berlebih,untuk mempertahankan
hasil yang dapat diterima.
· pH
Nilai ekstrim baik tinggi maupun rendah, dapat berpengaruh terhadap koagulasi.
pH optimum bervariasi tergantung jenis koagulan yang digunakan.
·
Alkalinitas yang rendah membatasi reaksi ini dan menghasilkan koagulasi
yang kurang baik, pada kasus demikian, mungkin memerlukan penambahan
alkalinitas ke dalam air, melalui penambahanbahan kimia alkali/basa ( kapur
atau soda abu).
· Makin rendah kekeruhan, makin sukar
pembentukkan flok. Makin sedikit partikel, makin jarang terjadi tumbukan antar
partikel/flok, oleh sebab itu makin sedikit kesempatan flok berakumulasi.
· Warna. Warna berindikasi kepada senyawa
organik, dimana zat organik bereaksi dengan koagulan, menyebabkan proses
koagulasi terganggu selama zat organik tersebut berada di dalam airbaku dan
proses koagulasi semakin sukar tercapai
Slide 10
Selain suhu, pH , alkalinitas , kekeruhan , dan warna ada
beberapa faktor juga yang mempengaruhi yaitu
Jenis Koagulan
Kadar ion terlarut
Dosis koagulan
Kecepatan pengadukan
Slide11
Koagulasi dalam Kehidupan
Sehari-hari dan Industri
Beberapa contoh koagulasi dalam
kehidupan sehari-hari dan industri:
1. Pembentukan delta di muara sungai
terjadi karena koloid tanah liat dalam air sungai mengalamikoagulasi ketika
bercampur dengan elektrolit dalam air laut.
2. Pada pengolahan karet,
partikel-partikel karet dalam lateks digumpalkan dengan penambahanasam asetat
atau asam format sehingga karet dapat dipisahkan dari lateksnya.
3. Lumpur koloidal dalam air sungai
dapat digumpalkan dengan menambahkan tawas. Sol tanah liatdalam air sungai
biasanya bermuatan negatif sehingga akan digumpalkan oleh ion Al 3+ dari tawas
(alumunium sulfat)
4. Asap dari tebu dari pabrik/
industri dapat digumpalkan dengan alat koagulasi listrik dari Cottrel Asap dari
pabrik sebelum meninggalkan cerobong asap dialirkan melalui ujung-ujung logam
yang tajam dan bermuatan pada tegangan tinggi (20.000 - 75.000). Ujung-ujung
yang runcing akanmengionkan molekul-molekul dalam udara. Ion-ion tersebut akan
diadsorbsi oleh partikel asap danmenjadi bermuatan. Selanjutnya, partikel
bermuatan itu akan tertarik dan diikat pad aelektrodayang lainnya. Pengendap
Cottrel ini banyak digunakan dalam industri untuk dua tujuan yaitu,mencegah
udar oleh buangan beracun atau memperoleh kembali debu yang berharga
(misalnyadebu logam)
5. Jika bagian tubuh mengalami luka
maka ion Al 3+ atau Fe 3+ segera nenetralkan partikelalbuminoid yang dikandung
darah sehingga terjadi penggumpalan darah yang menutupi luka.
6. Koagulasi protein kedele pada pembuatan tahu.
Proses koagulasi terjadi segera setelah terjadinya luka pada pembuluh
darah dengan
rusaknya endotelium (en:endothelium).
Langkah awal koagulasi adalah dengan pelepasan komponen fosfolipid (en:phospholipid)
yang disebut faktor jaringan (en:tissue
factor) dan fibrinogen sebagai
inisiasi sebuah reaksi berantai]. Segera
setelah itu keping
darah bereaksi
membentuk penyumbat pada permukaan luka, reaksi ini disebut hemostasis awal (en:primary).
Hemostasis lanjutan (en:secondary)
terjadi hampir bersamaan:protein dalam plasma
darah yang disebut faktor
koagulasi merespon
secara berjenjang dan sangat rumit untuk membentuk jaring-jaring fibrin yang memperkuat penyumbatan keping
darah.
src: wikipedia
0 komentar:
Post a Comment